Rabu, 04 Mei 2022

 3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Erni Nurnaningsih SMP N 1 Salan 

CGP Angkatan 4 Kab. Magelang


 

 

Alhamdulilah wa syukurillah itu adalah kata yang selalu saya panjatkan kehadirat Alloh S. W. T atas semua nikmat dan karunia yang telah anugerahkan kepada saya. Diantara nikmat yang Alloh anugrahkan kepada saya adalah nikmat sehat dan semangat yang membara sehingga saya bisa mengikuti kegiatan Guru Penggerak ini sampai sekarang sudah memasuki modul 3.1. Banyak rintangan dan hambatan serta tantangan yang harus saya lalui. Kerikil tajam dan onak duri tentunya mewarnai perjalanan kami bersama teman teman CGP yang lain. Semua tantangan ini menjadi semakin hebat  dan semakin menyalakan untuk menyongsong kami menggapai impian menjadi Guru Penggerak. Sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam pengikuti PPGP. Semua rasa malas, rasa capai, rasa lelah harus kami lawan di tengah segala keterbatasa kami. Kami harus pandai pandai dan cakap dalam membagi waktu antara mengerjakan kewajiban  sebagai pendidik yang tidak boleh ditinggalkan disamping ada kewajiban tambahan yang melekat pada tugas tigas yang diampu, Juga kewajiban dalam melaksanakan dan menyelesaikan PPGP. Apalagi sebagai seorang muslim kita juga dalam suasana bulan Romadlon bulan penuh ampunan yang ditunggu oleh umat islam. Betul betul penerapan dilema etika. Ilmu yang baru saja dipelajari dalam PPGP ini betul betul harus diterapkan dan diterapkan dalam situasi yang terjadi saat ini. Ilmu yang saya dapatkan dalam PPGP ini tentunya  besar sekali manfaat  yang bisa saya ambil. Mulai dari modul 1 sampai modul 3. tinggap beberapa langkah untuk menyelesaikan dengan baik.

 

Salah satu materi yang saya pelajari dalam program guru penggerak ini adalah pengambilan keputusan. Sebagai pendidik kita sering kali diperhadapkan pada situasi dimana kita harus mengambil keputusan yang tepat. Dalam modul 3.1 itu dijelaskan, ada yang namanya dilema etika dan bujukan moral Apa itu dilema etika dan bujukan moral? berikut penjelasannya.

Dilema etika itu adalah kondisi dimana seseorang harus mengabil salah satu keputusan dari benar dan benar, ini sulit karena keduanya sama-sama benar. Dilema etika ini dikategorikan menjadi 4 yaitu:.

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Dalam paradigma ini ada peratentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini menjadi bagianya . bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain atau kelompok kecil melawan kelompok besar. 

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan sayang di sisi lain.

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika .Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara perilaku jujur dan setia atau bertanggung jawab kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyempaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatanya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari hari, atau pada level yang lebih luas misalnya pada isue isue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain

Berdasaran diagram di atas, pengambilan keputusan dibagi atas 3 macam yaitu:

1. Berfikir berbasis hasil akhir (End Based Thingking)

2. Berfikir Berbasis Rasa Peduli ( Care Based Thingking)

3. Berfikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thingking)

3 prinsip pengambilan keputusan tersebut dapat digunakan untuk memetakan permasalahan yang sedang terjadi, sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dapat di timbulkan. Untuk mendapatkan keputusan terbaik, perlu dilakukan pengujian-pengujian. hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan, yaitu:

1. Menggali nilai-nilai yang bertentangan

2. Mengidentifiasi siapa yang terlibat

3. mengumpulan fakta-fakta yang relevan

4. pengujian benar atau salah

5. Buat keputusan

6. Identifikasi opsi trilema

7. melakukan prinsip resolusi

8. Paradigma pengujian benar lawan benar

9. lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda? 

Saat ini saya pindah sekolah. Dari semula SMP Muh Ngluwar sekaarang menjadi pendidik di SMP 1 Salam. Dengan berpindahnya unit kerja tersebut tentunya memerlukan suatu pemikiran tersendiri sebagi seorang Calon Guru Penggerak. Hal pertama yang saya lakukan adalah ketika memperkenalkan diri kepada Bapak  KS, Wakil Kepala Sekolah dan rekan rekan sejawat saya memperkenalkan diri sebagai seorang CGP Angkatan 4 Kabupaten Magelang.  Saya di sini harus belajar untuk menyesuaikan diri dengan baik, sebagai seorang CGP saya harus menjadi contoh dan teladan serta role model yang akan diamati dan ditiru oleh teman teman yang lain dengan demikian maka harus bisa menerapkan ilmu yang saya dapatkan dalam PPGP ini dengan baik.  Baik dalam tingkah laku maupun dalam perbuatan sehari sehari baik sebagai seorang pendidik maupun secara personal.

Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

1. Melakukan diskusi ringan dengan teman sejawat saya mengenai permasalahan apa yang tengah dan sering mereka hadapi di sekolah, baik dengan siswa ataupun masalah dalam pekerjaannya

2. Memetakan permasalahan yang sedang dihadapi atau yang sedang terjadi di sekolah, apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral

3. Meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan sosialisasi kepada rekan-rekan sejawat, dan mengagendakan waktu pelaksanaannya, sehingga mengganggu jam wajib guru.

4. melakukan sosialisasi kepada rekan-rekan sesama guru mengenai langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

5. Mendampingi teman sejawat dalam penerapan pengambilan keputusan berdasarkan dilema yang sedang mereka hadapi.

6. melakukan evaluasi mengenai sejauh mana pemahaman teman sejawat mengenai sosialisasi yang telah saya lakukan.

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Segera setelah urusan saya baik urusan  administrasi dengan sekolah lama , maupun kewajiban saya sebagai pendidik diselesaikan. Saya akan berkoordinasi dan meminta izin kepada KS dan  Waka untuk menentukan waktu yang tepat. Paling lama ketika murid murid melakukan PAT

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Yang pertama adalah pengajar praktik yaitu Ibu Euis Rosmalina, S. Pd. Gr yang selalu mendampingi kami, Teman CGP tempat kami bertukar pikiran  sehingga bisa saling memberikan umpan balik atau releksi dari semua praktik baik yang telah kami laksankan, Waka Kurikulum sebagai senior yang  senantiasa memberikan masukan dan bimbingan untuk saya KS sebagai  atasan langsung kita yang bertanggung jawab terhadap semua kewajiban saya. Juga  rekan rekan sejawat yang senior dan yunior tentunya akan memberikan beberapa masukan yang positif dan membangun tempat saya belajar karena saya adalah guru baru dan warga baru tentunya masih belum paham betul  tentang segala sesuatu  di SMP 1 Salam baik murid maupun lingkungan.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar