Senin, 30 Mei 2022

 

Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi - Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

                                                                Erni Nurnaningsih 

                                                                SMP N 1 Salam 

                                                        CGP Angkatan 4 Kab. Magelang




Sekolah adalah rumah kedua yang harus kita bina dan kita kembangkan dengan baik. Bagaimana agar rumah ini bukan hanya rumah yang menjadi persingahan sesaat. Rumah yang betul betul menjadi persinggahan yang aman, nyaman, teduh melahirkan generasi generasi yang menjadi generasi penerus harapan bangsa yang sangat kita harapan bangsa. Sekolah harus menjadi rumahku surgaku. Mengundang anak anak untuk senantiasa hadir dan menikmati dengan segenap komunitas yang ada di dalamnya. Harus diisi dengan gelak tawa dan canda ria yang membahagiakan dan menuntun anak anak untuk mencapai kemerdekaan yang setinggi tingginya sesuai dengan keinginan dan harapan mereka.

Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

  • Murid
  • Kepala Sekolah
  • Guru
  • Staf/Tenaga Kependidikan
  • Pengawas Sekolah
  • Orang Tua
  • Masyarakat sekitar sekolah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:

  • Keuangan
  • Sarana dan prasarana

Ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan dalam mengelola asset yaitu:

1.Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)  akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja.  Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif.  Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih.  Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

2.Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.  Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Kesimpulan tentang yang dimaksud Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Bahwa seorang pemimpin harus mengelola asset yang ada di sekolah dengan Pendekat berbasic asset ( Aset Based Thinking) dengan pendekatan ini seorang pemimpin tidak hanya berpikir tentang kekurangan di sana sini sehingga tidak bisa berpikir untuk menuju kepada pencapaian visi dan misi yang sesungguhnya tetapi malah waktunya habis memikirkan segala kekurangan yang dimiliki. Namun harus berpikir positif membangun dan mengembangkan segala kekuatan positif yang bisa dikembangkan dengan memetakan 7 aset utama yang bisa dipetakan dan dikembangkan sehingga bisa membantu mencapai visi dan misi yang bisa dikembangkan dengan kolaborasi, kerjasama , komunikasi, koordinasi dan juga interkasi dengan segenap lingkungan yang mendukung. Harus membangun segala kekuatan yang dimiliki dengan membangun dan menciptakan budaya yang positif. Dengan budaya yang positif maka akan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, kondusif dalam pembelajaran sehingga mengundang anak untuk belajar. Maka dengan hal tersebut akan melahirkan murid murid yang berkarakter sesuai profil pelajar pancasila.

Hubungan dengan Materi Pada Modul-Modul sebelumnya

1.      Hubungan dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai suatu proses menuntun segala kodrat pada anak,hidup tumbuhnya anak itu diluar dari kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik,setiap anak adalah mahluk ,manusia dan benda hidup yang hidup dan bertumbuh menurut kodratnya sendiri. 

Karenanya, sebagai seorang pendidik,kita hanyalah sebagai pamong dalam pembelajaran yang bisa menjadi teladan, pendorong, dan penyemangat bagi anak didiknya. Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia baik guru maupun murid. Seorang Pemimpin harus bisa mendorong para guru melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya.

 

2.      Hubungan dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak

Peran Guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam kesehariannya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.

 

3.      Hubungan dengan Visi Guru Penggerak

Seorang pemimpin haruslah bisa menyusun Visi dan misi yang berpihak pada murid sebagai Aset manusia yang ada disekolah. seorang pemimpin akan dapat melakukan perubahan menjadikan sekolah berbasis sumber daya yang mampu menggerakkan seluruh warga sekolah untuk melakukan perubahan yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

4.      Hubungan Dengan Pembelajaran Berdiferensiasi, Sosial Emosional, dan Coaching            

Pembelajaran berdiferensiasi mengelola sumber daya sesuai minat dan bakat dari murid sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan berdampak pada murid. Pembelajaran sosial emosional, melihat Potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional siswa

Hubungan dengan coaching, diperlukan dalam menggali potensi yang dimiliki oleh siswa untuk dapat dikembangkan agar supaya siswa akan dapat berkembang dengan maksimal.

5.      Hubungan Dengan Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Sebagai Pemimpin Pembelajaran mampu mengambil keputusan yang memerdekakan murid seutuhnya dan mengambil keputusan Berdasarkan nilai kebajikan universal, memperhatikan Paradigma, Prinsip, langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan serta Bertanggung jawab sebagai pemimpin yang bijaksana

Hubungan Antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan terkait Modul ini adalah bahwa sebelum mempelajari modul ini saya senantiasa menggunakan pendekatan berbasis masalah. Memandang dan menyelesaikan sesuatu berdasarkan dari sisi negatif, selalu berpikir tentang kekurangan yang saya miliki.  Paradigma yang saya gunakan adalah berbasis kekurangan Sehingga sudut pandang saya menjadi negative bisa dikatakan menjadi minder dengan segala kekurangan yang saya miliki. Setelah mengikuti pemblajaran modul ini saya menjadi positif thingking dan menggunakan pendekatan berbasis asset. Artinya bahwa kita punya kekuatan positif yang bisa dikembangkan untuk bisa maju. Hal mana saja potensi yang menjadi kekuatan dan kekayaan yang bisa dijadikan modal untuk kita mengembangkan diri. Segala sesuatu tergantung dari bagaimana dan dari mana kita memandang dan menyikapi maka kita harus berpkir positif, dan berhenti berpikir dan memikirkan keurangan kita.

Prakarsa Perubahan yang akan saya buat;

BAGJA

Buat Pertanyaan

Pertanyaan

Tindakan

 

Apa yang harus saya lakukan untuk menggali potensi murid murid saya

Mengajak murid murid diskusi tentang keinginan mereka

Mengajak berbincang dengan guru maple, wali kelas, guru BK

Ambil Pelajaran

Pertanyaan

Tindakan

 

Aktivitas/ Kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk memunculkan kreatifitas dan keinginan dari anak anak anak

Melakukan wawancara dengan anak anak.

Sehingga mereka mempunyai gambaran tentang kegiatan yang bisa menumbuhkan dan minat mereka.

Gali Mimpi         

Pertanyaan

Tindakan

 

Apa perubahan yang saya harapkan dari murid murid saya ke depan?

Apa rencana yang akan saya lakuan agar murid murid saya menjadi kreatif

Membuat contoh tindakan yang bisa mendorong kreatifitas murid.

Jabarkan Rencana

Pertanyaan

Tindakan

 

Apa langkah langkah yang bisa dilakukan?

·         Membuat madding

·         Membuat keyakinan kelas

·         Membuat poster

Atur Eksekusi

Pertanyaan

Tindakan

 

Siapa yang dapat mengarahkan dan memantau

Mengajak wali kelas untuk memantau,

 

 

 

 

Selasa, 17 Mei 2022

 AKSI NYATA MODUL 3.1 a 10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

ERNI NURNANINGSIH SMP N 1 SALAM CGP ANGKATAN 4 KAB. MAGELANG

Fasilitator Drs. Amik Setiaji, M. Pd.

Pengajar Praktik Euis Rosmalina, S. Pd. Gr

https://youtu.be/9KWY5roI5mA

                                        



1.Fact/ Peristiwa

Latar Belakang 

Alhamdulilah saya adalah guru yang diterima di SMP N 1 Salam dari jalur PPPK . Berada di sekolah ini belum genap satu minggu. Saya baru melihat dan mengamati dan mendengarkan apa yang menjadi percakapan diantara teman sejawat juga mengamati perbincangan antara murid dengan murid dan perbincangan murid dengan guru. Sambil mendengarkan apa yang dibicarakan dan dibahas. Saya sambil berpikir kira kira apa yang bisa ambil untuk menjadi aksi nyata . Hal ini perlu saya lakukan karena saya belum mengenal kondisi sekolah baik rekan kerja, murid, KS karakter yang melekat dalam jiwa mereka serta permasalahan yang muncul. Ada sesuatu yang kemudian mengenai perbincangan rekan rekan. Yaitu terkait murid kami sebut saja namanya Davi. Davi ini belum menyelesaikan Ujian sekolah Hal ini menurut saya sesuatu yang menarik hati untuk saya jadikan Aksi Nyata karena pembelajaran yang saya dapat dalam PPGP membahas pengambilan keputusan yang berpihak pada anak, 

Alasan saya melakukan Aksi Nyata

1.Tugas dan Kewajiban sebagai Calon  Guru Penggerak . Sebagai Calon Penggerak kami berkewajiban untuk melakukan aksi Nyata yang harus kami lakukan setelah kami menylesaikan satu modul 

2.Menerapkan ilmu yang didapat dalam PPGP. Ilmu yang kami dapat ini tidak akan bermanfaat bila tidak kami terapkan dalam pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu kami mencoba menerapkan di sekolah agar bermanfaat dan berguna untuk pemanfaatan pembelajaran di sekolah. Dengan harapan apa yang kami lakukan menjadi praktik baik yang bisa ditiru oleh teman teman yang lain.

3.Pembelajaran daring memunculkan permasalahan bagi murid . Pembelajaran daring ini menyebabkan berbagai permasalahan bagi murid murid karena mereka belum siap menghadapinya. Baik dari anak itu sendiri maupun orang tua yang belum siap untuk mendampingi anak anaknya, Hal ini menyebabkan ada beberapa  anak  yang dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas kurang tepat.

4.Membantu guru dan murid untuk menyelsaikan permasalahan Pembelajaran daring ini juga menimbulkan permasalahan bagi guru dan murid, Hubungan guru dan murid menjadi kurang harmonis. Di satu sisi guru ingin agar anak anak tertib dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Namun di sisi yang lain ada beberapa anak yang kurang tertib dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas, Dua sisi ini harus dimediasi agar hubungan menjadi tetap harmonis,

5. Kepedulian pada murid agar mereka bisa mencapai wajib belajar 9 tahun Sesuai dengan amanat dari Undang Undang maka sesuai dengan program wajib belajar bahwa wajib belajar 9 tahun harus tercapai,

Hasil Aksi Nyata

1.Terpenuhinya tugas dan kewajiban sebagai Guru Pengerak untuk melakukan Aksi Nyata. 

2. Terwujudnya program belajar 9 tahun sehingga anak semua lulus.

3. Hubungan guru dan murid menjadi harmonis. 

4. Masa depan anak terselamatkan 

5.Tidak ada yang dirugikan. Benar lawan benar

2.Feeling / Perasaan

Bingung karena ada di sekolah baru tak tahu harus memulai dari mana, Saya baru berada di sekolah baru sejak 26 April 2022 jadi belum mengenal segala sesuaatu di SMP Negeri 1 Salam  dari para senior juga dari rekan sejawat. Lingkungan juga belum mengenal, Karateristik murid murid dengan segala kelebihan dan kekurangan yang melekat dalam diri mereka belum dapat saya mengerti, Berbagai kebingungan mewarnai perasaan saya untuk melaksanakan Aksi Nyata modul 3,1 ini

Takut dan khawatir harus konsultasi kepada siapa , Sebagai orang baru tentunya saya mempunyai. perasaan yang kurang percaya diri juga takut  untuk menyampaikan harapan saya juga kewajiban saya bahwa saya harus menjalakan aksi nyata di SMP N 1 Salam. Kepada siapa saya harus berkonsultasi, berkolaborasi, serta bekerja sama dalam menjalankan aksi nyata ini. Selain itu saya juga khawatir kalau saya sampai due date tidak bisa menjalankan aksi nyata maka saya akan sangat merasa rugi dengan saya tidak bisa menyelesaikan aksi nyata ini

 Kasihan dengan adanya dilema etika yang muncul terhadap anak anak dan Guru, Mendengarkan pembahasan antara guru dan murid di ruang guru tentu menimbulkan tersendiri dan ingin memberikan penerapan terhadap ilmu yang saya dapat dalam PPGP ini 

Semangat berkat dukungan dan dorongan yang besar dari KS, Waka teman teman senior . serta teman sejawat dan murid murid Bahagia dan bangga bisa menjalankan Aksi Nyata. Semua rasa yang paling membahagiakan adalah setelah saya menyampaikan kepada Ibu Wali Kelas IX, Guru BK,  Waka Kurikulum semua memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa untuk saya dalam menjalankan aksi nyata ini terima kasih untuk bantuan dan dukungan yang besar serta kerjasama yang baik untuk saya sebagai guru baru dalam membantu melaksanakan aksi nyata di  SMP N 1 Salam

3.Finding / Pembelajaran

Dalam menghadapi suatu permasalahan maka perlu dianalisis terlebih dahulu apakah itu bujukan moral atau dilema etika. Bukan sesuatu yang mudah bila di sekolah tentunya menghadapi banyak persoalan maka tugas kita adalah melakukan identifikasi apakah itu bujukan moral atau dilema etika. Bujukan moral adalah bila permasalahan yang muncull adalah benar lawan salah. Bila permasalahan yang muncul adalah benar lawan benar. Hal ini penting agar kita dalam pengambilan keputusan tepat.

Mengenal dan memahami dilema etika maka akan memudahkan kita untuk mengambil keputusan yang berpihak pada anak. Dalam pengambilan ada 4 dilema paaradigma yang harus kita ketahui , yakni:

1.Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Dalam mengambil sebuah keputusan hendaknya berpihak pada anak. Pandanglah dalam mengambil keputusan menurut sudut pandang anak, pahamilah apa yang menjadi keinginan dari anak. Dengan demikian kita berusaha untuk mewujudkan keinginan dan harapan dari anak

Pengambilan keputusan yang berpihak pada anak akan tercermin dari seorang pendidik yang mempunyai jiwa menuntun sesuai amanah KHD 

Dalam pengambilan keputusan ada 9 pengambilan keputusan yang harus diambil sebagai acuan yakni

1.Mengenali nilai yang saling bertentangan 

2.Menentukan siapa yang terlibat

3 Kumpulkan fakta yang relevan

4. Pengujian benar atau salah 

5. Pengujian paradigma benar lawan benar 

6.Melakukan prinsip resolusi investigasi 

7..Opsi trilema 

8. Buat Keputusan 

9.Lihat lagi keputusan dan refleksikan

4. Future/Penerapan

Kenali Bujukan Moral atau dilema etika? Dalam kasus yang angkat di SMP Negeri 1 Salam ini adalah terjadi dilema etika yakni benar lawan bena

Termasuk paradigma apa? Dilema  etika yang kami ambil dalam menyelesaikan ini adalah Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Sembilan langkah pengambilan keputusan yang kami gunakan adalah sebagai berikut

1.Mengenali nilai yang saling bertentangan . 

Ada dua kebenaran yang kami temukan dalam kasus ini. Kebenaran yang pertama Undang Undang yang menangungi bahwa Pemerintah harus melaksanakan wajib belajar 9 tahun. Dalam hal ini Guru sebagai kepanjangan tangan dari Dinas Pendidikan tentunya harus melaksanakan program tersebut.Kebenaran yang kedua adalah bahwa anak adalah merupakan aset bangsa yang harus kita jaga agar nanti berguna bagi masa depan murid tersebut pada khususnya dan mencerdaskan bangsa pada umumnya

2.Menentukan siapa yang terlibat

yang terlibat dalam kasus ini adalah 

Murid: Muhammad Davi Fauzan  kelas IX B

Orang tua dari Davi

Wali Kelas IX  B yakni Ibu Ibu Dani Ari Wahyuni, S. Pd

Guru BK yakni Bapak Dahiman S. Pd

Guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Salam

Waka Kurikulum yakni Bapak Suroto, S. Pd

Koordinator Kurikulum yakni Bapak Tri Maryanto

Kepala Sekolah yakni Bapak Sutrisno, S. Pd

3 Kumpulkan fakta yang relevan

Davi pada awalnya adalah anak yang sama sperti anak yang lainnya awal masuk sekolah masih tertib

Davi pernah belajar di pesantren. Hal ini setelah diminta untuk melaksanakan praktik PAI sholatnya benar dan bisa mengaji

Pembelajaran daring menyebabkan dia sering tidak memperhatikan pelajaran sehingga sering telat dalam mengumpulkan orang tuanya.

Selama pembelajaran daring ini Davi banyak bergaul dengan anak anak di luar SMP N 1 Salam.

Perceraian dengan orang tuanya membuat Davi terganggu.

Ibu tiri Davi selalu mendampingi Davi dengan semangat termasuk sangat kooperatif ketika Davi melaksanakan banyak ujian praktik yang tertunda sehingga ibunya harus menunggu.

4. Pengujian benar atau salah 

Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal) Dalam hal ini tidak ada pelanggaran hukum 

Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) Dalam hal ini ada pelanggaran yang dilakukan oleh Muhamad Davi  yakni dia tidak memenuhi kewajibannya sebagai pelajar yaitu tidak mengerjakan tugas dan tidak mengumpulkan tugas. Serta tidak menyelesaikan Ujian praktik dan Ujian Sekolah

Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi) Ada hal yang salah dalam menghadapi situasi ini karena Muhammad Davi  sudah melalaikan kewajibannya. Demikian juga orang tuanya kurang memberikan kontrol kepada Muhammad Davi , apalagi pembelajaran daring pendampingan belajar banyak dilakukan oleh orang tuanya. Juga penyelesaian dalam melaksanakan ujian praktik dan tulis

Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman? Saya tidak mengiizinkan masalah ini menjadi konsumsi publik. Sangat mengganggu sekali karena kasihan nasib Muhammad Davi

Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? Panutan yang saya ambil adalah jika saya menjadi orang tua Muhammad Davi  maka sebagai orang tua saya tetap akan mengusulkan dan mengusahakan agar Muhammad Davi bisa naik kelas.

5. Pengujian paradigma benar lawan benar 

 Pengujian benar lawan benar yang kami lakukan adalah Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)  Kebenaran yang pertama i kami harus menegakkan kebenaran artinya bahwa sebagai seorang murid harus memenuhi dan menyelsaikan kewajiban selama dia bersekolah yakni mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan tugas serta menyelesaikan kewajibannya yaitu melaksanakan ujian praktik dan tulis. Kebenaran yang selanjutnya adalah berbasis rasa kasihan apa yang akan terjadi bila anak tersebut tidak diluluskan salah satunya adalah bahwa anak itu akan putus sekolah bahkan dimungkinkan dan dikhawatirkan akan bergaul dengan komunitas yang kurang baik. 

Kebenaran yang kami gunakan selanjutnya adalah Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Kami berharap dengan kami mengambil keputusan ini maka ke depannya akan menyelamatkan nasib anak bangsa. 

6.Melakukan prinsip resolusi investigasi

Prinsip pengambilan keputusan yang kami ambil adalah  Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Karena begitu besarnya kepedulian dari Bapak Ibu Guru di SMP N 1 Salam untuk membantu Muhammad Davi agar dia mampu menyelesaikan kewajiban yang selama ini belum dilaksanakan maka kami siap mendamingi Muhammad Davi untuk menyelesaikan.

7..Opsi trilema 

Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? Ada dan ini akan muncul jika kami tiba tiba mengadakan komunikasi baik dengan Muhammad Davi  itu sendiri. Dengan orang tua Muhammad Davi  guru guru mata pelajaran serta dengan Guru Bk, wali kelas dan KS semua duduk dalam satu meja untuk membantu menyelesaikan persoalan ini






8. Buat Keputusan Keputusan yang kami ambil sudah bulat yakni tetap memberikan kesempatan kepada Muhammad Davi untuk lulus dengan syarat yakni Muhammad Davi menyelesaikan semua kewajibannya baik tugas tugas yang belum dilakukan maupun denganmenyelesaikan ujian praktik dan tulis dengan pengawalan dari CGP yakni dengan melakukan coaching baik terhadap Muhammad Davi maupun terhadap orang tua dari Muhammad Davi, wali kelas, Guru BK, Semua bapak Ibu akan memebantu dalam menyelesaikan tugas tugasnya. Tentunya dengan pengawasan dari Waka Kurikulum dan Kepala Sekolah


 .

9.Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Kami tetap akan memberikan kesempatan kepada Muhammad Davi untuk lulus dengan syarat menyelesaikan semua kewajiban yang belum diselesaikan. Hal ini kami lakukan agar berguna di kemudian hari terhadap aset anak bangsa yang perlu diselamatkan.

Dokumentasi Kegiatan

















Terima kasih masih banyak kekurangan salam Guru Penggerak Indonesia maju