Eksplorasi Konsep - Meramu Hasil Belajar
Sebagai pendidik kita diberi amanah oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa kita tidak hanya memberikan materi tentang pendiikan semata tetapi dengan prinsip menuntun. Menuntun ini adalah bahwa kita harus mendampingi mereka sepenuh hati dengan dengan cinta kasih. Menuntun dalam bahasa jawa memposisikan diri berada disamping bukan didepan atau di belakang. Dengan menuntun ini adalah proses untuk memebentuk mereka agar bahagia lahir dan batinnya dengan kodrat anak yaitu bermain.
Sebagai pendidik yang menerapkan sistem among maka sudah seharusnya kita mendidik mereka sesuai dengan kodrat yang dimiliki mereka dan memerdekakan mereka. Artinya mereka mempunyai kesadaran bahwa mereka bukan belajar atas paksaan dari kita tetapi mereka secara sadar bisa memerintah dirinya sendiri untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya.
Dalam menuntun kita sebagai penddiidk adalah dengan 2 hal yaitu kodrat anak dan kodrat zaman. Kodrat anak ini adalah bermain maka sebaiknya kita menciptkan pembelajaran ini dengan mempergunakan sebagai media untuk pembelajaran. Dengan permainan ini anak menjadi tertarik untuk belajar.
Banyak dalam kalimat yang diistilah dalam Guru Penggerak ini terlalu berlebihan yakni kalimat menghamba pada murid. Banyak yang mengartikan bahwa itu adalah sesuatu yang berlebihan, padahal bila kita telaah lebih lnjut artinya bahwa dalam menuntun kita harus berusaha untuk melayani dan berpihak pada murid. Artinya kita melayani dengan segala macam karater dan minat dari murid.
Konsep selanjutnya adalah pandangan yang harus kita ubah bahwa anak bukanlah tabularasa kita yang membentuk mereka menjadi hitam atau putih seperti keinginan kita, tetapi mereka sudah membawa bakat sendiri kita tinggal mengembangkan dan menebalkan bakat tersebut supaya berguna bagi kehidupan di masa depan.
Dari bakat yang beranka macam inilah akan tumbuh bibit bibit persemaian dengan digarap oleh petani yang handal dengan pengairan yang tepat. Namun tidak mungkin kita menanam jagung akan tumbuh padi, dan sebaliknya tidak mungkin menanam padi akan tumbuh jagung. Begitupun sebaiknya seorang pendidik diibaratkan seperti petani tidak akan memaksa peserta didiknya menuruti keinginaanyaPemahaman tentang pendidikan yang memerdekakan, sebagaimana yang dipegang oleh Ki Hajar Dewantara, selaras dengan pemikiran pemikir-pemikir lain seperti Maria Montessori dan Friedrich Frobel. Metode Montessori menekankan pada pembelajaran yang mandiri dan berkembang sesuai dengan kecepatan masing-masing anak, sementara Taman Kanak-Kanak Frobel menekankan pada pendidikan berbasis permainan yang menyenangkan dan kreatif.
Filosofi dan prinsip-prinsip pendidikan yang memerdekakan sejalan dengan tujuan pendidikan untuk membentuk profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dicetuskan Nadiem Makarim lahir dari peserta didik dengan kemerdekaan belajar. Berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif akan terwujud ketika kualitas pembelajaran diperhatikan dengan baik secara holistik dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Dengan memberikan perhatian pada kebebasan berpikir, pengembangan karakter yang kuat, dan pemahaman yang mendalam tentang budaya dan tradisi, pendidikan yang memerdekakan mampu membentuk individu yang berintegritas, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama. Melalui pemahaman yang mendalam tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, kita dapat menerapkan prinsip-prinsipnya dalam membangun sistem pendidikan yang berpihak pada anak-anak, yang mendorong mereka untuk tumbuh dan berkembang secara menyeluruh, baik secara akademis maupun moral.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar