Sebagai orang tua, baik itu orang tua di rumah, orang tua di Sekolah dalam hal ini adalah Guru, juga sebagai orang tua bagi bawahan yang sering kita sebut dengan pimpinan/ atasan. Tentunya sudah banyak makan asam garam kehidupan. Pahit ataupun manis yang harus kita telan tentunya sudah merupakan rangkaian kehidupan yang harus kita jalani. Bila kita suatu saat merasakan manis kehidupan kita akan mudah terlena sehingga pahit yang akan kita terima tentu kita sulit untuk menerima bahkan kalai bisa kita buang begitu saja. Di sisi lain bila kita merasakan begitu pahit dan getirnya kenyataan yang harus kita jalani tentu kita sering berputus asa. kita merasa hidup ini tidak adil. Namun kita tidak boleh berputus asa suatu saat kita akan memetik manis buah dari kerja keras kita.
Di sini saya akan berbagi cerita tentang suka dan duka saya sebagai guru karena hari ini adalah hari guru. Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tentu memiliki suatu kebanggaan tersendiri bagi mereka yang mengabdikan hidupnya untuk memajukan pendidikan putra putri Indonesia. Bukan tanpa halangan kita melangkah. Bila kita berhasil tentunya pujian akan mengalir dari siapa saja. Namun ketika kita menghadapi permasalahan tentang peserta didik tentu cemoohan orang akan menampar dan menciderai semua guru di Indonesia. Ketika anak didik kita melakukan suat kesalahan baik yang sengaja ataupun karena kelalaian mereka maka yang paling pertama dan utama dijadikan kambing hitam adalah guru. Oleh karena itu kita perlu menyikapi dan mengatasi segala permasalahan yang ada itu dengan sikap bijak dan dengan kepala dingin. Jangan sampai dalam mengatasi permasalahan kita membuat berat sebelah ada satu pihak yang merasa diuntungkan namun ada pihak juga yang merasa dirugikan.
Oleh karena itu kita perlu menghadapi segala pertikaian tersebut dengan mengedepankan fakta yang ada, dengan logika yang masuk akal serta hati nurani yang jernih. Berilah suatu solusi yang menguntungkan semua pihak ada manffaat yang harus bisa diambil dari setiap pertikaian ada sisi terbaik yang bisa kita ambil dari suatu pelajaran berharga. Segala duka dan derita yang kita teima tentu akan terasa ringan bila kita bisa menyikapinya dengan cara - cara yang dewasa tanpa mengedepankan emosi kita. Pertikaan bisa kita hindari bila kita mampu mengendalikan ego kita.
Ketika ada anak atau teman, atau bawahan yang bertikai jadilah kita sebagai air yang bisa menyejukan, menentramkan dan jangan kita justru malah menjadi api yang membakar bumi dengan segala isinya. Sehingga musnahlah dunia seisinya.
Mari kita hiasi bumi pertiwi dengan warna- warni ceria senyum dan tawa anak- anak negeri, dengan prestasi yang mampu mengharumkan nama Indonesia. Dengan mencetak kader anak yang soleh dan solehah dengan mencetak generasi islami dan qurani serta dengan mencetak kader putra bangsa yang berdedikasi tinggi, berakhlak mulia dan berjiwa patriotisme. Akhirnya kata terakhir SELAMAT HARI GURU