Alhamdulilah mungkin ini adalah puncak karier dan prestasi tertinggi yang pernah saya capai. Bermimpipun saya tidak berani untuk mendapaatkan itu. Saya hanya berniat untuk mengikuti PKP saja sebagi peserta. Agar keilmuwan saya bertambah dengan mengikuti diklat tersebut Karena sejatinya saya sadar siapa diri saya. Saya hanya seorang guru di daerah pinggiran, sekolah swasta kecil dengan murid yang jumlahnya relatif sedikit. keilmuan saya juga tidak lineer dengan akademi yang saya bawakan. Meskipun seorang guru tetap yayasan tetapi ijazah saya adalah Ilmu Administrasi Negara.Dengan sadar diri saya tidak berani untuk memetik bintang.
Bagai Pungguk merindukan bulan. Semua yang saya lakukan tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk mendapatkan ridho dan hidayah Alloh semata. Jadi tak mungkin saya untuk menggapai bintang di langit.
Saya betul betul tidak menyangka ketika tiba tiba panggilan untuk menjadi Guru Inti itu datang.Tantangan bagi saya di satu sisi saya bahagia karena mendapatkan kesempatan untuk itu. Di sisi yang lain saya tidak percaya dan tidak yakin dengan kemampuan saya. Posisi saat itu keadaan saya sedang tidak baik tensi saya waktu itu tinggi sekali yakni 170/90 rasanya bumi seperti berputar tidak terkendali sama sekali.
Saya kemudian meminta rekomendasi kepada dr yang biasanya saya berobat yaitu dr Eko. Saya bertanya apakah dengan kondisi kesehatan saya yang seperti itu saya bisa berangkat untuk mengikuti diklat atau saya harus mundur. Beliau merekomendasikan bahwa saya harus tetap maju, karena ini adalah kesempatan emas.
Maka kemudian saya bersemangat untuk mengikuti pelatihan itu dengan berusaha untuk sembuh secara maksimal. Saya membawa obat seperlunya sesuai kebutuhan saya waktu itu. Saya kemudian berangkat bersama beliau bu Dra. Anik Munawaroh.Bapak Siyahman, S. Pd. Beliau beliau ini adalah senior saya. Bu Anik Munawaroh adalah mentor saya ketika diklat K13. Sesuatu yang membahagiakan banget saya bisa satu kamar dengan asesor saya.
Semarang udaranya sangat panas, Dengan kondisi yang tidak sehat saya kesehatannya semakin menganggu, panas rasanya kurang minum sehingga saya sariawan sampai ada 7 tempat. Keadaan ini tentu sangat menganggu makan sulit, tidur tidak enak, hawa panas dan pekerjaan banyak.
Dari awal rasa percaya diri saya sebenarnya sudah mulai menurun. Rata rata teman diklat adalah PNS dari sekolah negeri dan bertitel M. Pd, Sedangkan saya, saya hanya dari sekolah kecil bukan dari PNS waduh, saya hanya selalu berdoa ya Alloh tolong bantu hambaMu ini ya Alloh.Sudah bingung kondisi kesehatan kurang fiit, aduuhhh berat banget.
Hari demi hari saya lalui selama 7 hari dengan berbagai perasaan, pusing, sariawan, fertigo, sakit gigi dan bingung. Tapi saya hanya diam saja. Kupasrahkan semua ini hanya pada Alloh semata, Ketika teman teman sibuk mengerjakan tugas di rumah saya paksakan, dan saya tenangkan untuk tidur dengan harapan kesehatan saya lekas membaik dan tidak terjadi sesuatu dengan saya agar tidak menimbulkan masalah, sehingga bisa pulang dengan selamat.
Alhamdulilah semua pekerjaan saya bisa saya selesaikan dengan baik. Dosen saya saya waktu itu sangat sangat menyenangkan namanya Pak Sahrin dan Pak Dema. Ketika peer teaching saya mendapat sambutan yang luar biasa dari teman teman saya, bahkan teman teman dari kelas lainpun ikut mengapresiasi saya, alhamdulilah sekali dengan pertolongan Alloh semua bisa berjalan dengan lancar. Pos tes juga bisa saya lakukan denga baik alhamdulilah saya juga mendapatkan nilai gemilang yaitu A predikat Sangat Baik. Alhamdulilah ya Alloh atas karuniaMu, saya bisa lulus dengan predikat A meski saya hanya bergelar S. Sos





